1,1. Pengertian populasi
Populasi adalah
suatu kumpulan yang menjadi unsur dari mana sampel itu diambil (Silalahi,
2003).
Populasi adalah
keseluruhan obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Populasi
berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti
(Sugiarto, 2001)
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).
Menurut Margono, populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
1.2. Jenis
Populasi
Menurut Silalahi (2003) Jenis populasi dapat dilihat dari beberapa sudut,
yaitu:
1.
Berdasarkan jumlah populasi
Berdasarkan jumlah populasi, populasi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Populasi terbatas (finite)
1)
Sumber data jelas batasannya secara kuantitatif, sehingga
relatif dapat dihitung jumlahnya.
2)
Memiliki ciri terbatas.
Contoh: Murid di sesuatu sekolah, atau mahasiswa di sesuatu fakultas,
dan karyawan serta guru/dosen yang ada di situ, jelas merupakan sesuatu yang
bisa dan mudah dihitung. Bahkan di sesuatu kecamatan, kabupaten, propinsi,
bahkan nasional pun masih bisa dan mudah dihitung (walau mungkin tidak tepat
benar).
b.
Populasi tak terbatas (infinite)
Sumberdaya yang tidak dapat ditentukan batasannya.
Contoh: Jumlah orang yang suka (sukarela) mengikuti pengajian di
sesuatu pondok pesantren besar (lebih-lebih di sekian banyak pesantren) mungkin
menjadi tak terhingga, karena kehadirannya tidak ajeg.
2.
Berdasarkan sifat populasi
Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Populasi homogen
1)
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama.
Contoh: Darah, misalnya, termasuk yang memiliki kesamaan sifat atau
kondisi (berkaitan dengan golongan darah) di seluruh tubuh,
pekerjaan yang dibatasi (misal: IRT), maka subyek penelitian homogen untuk
jenis pekerjaan.
b.
Populasi heterogen
1)
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang bervariasi
sehingga perlu ditempatkan batas-batasnya baik secara kualitatif dan
kuantitatif.
2)
Ketidaksamaan
itu dapat terjadi antara lain karena di antara anggota-anggotanya ada perbedaan
dari aspek sebagai berikut.
a)
Strata atau lapisan.
Misalnya: status ekonomi (perbedaan
pemilikan harta benda): ada milyarder, jutawan, menengah, miskin, dan di bawah
garis kemiskinan; tingkat pendidikan (tingkat pendidikan formal yang pernah
ditempuh): ada yang berpendidikan PT, SMTA, SMTP, dan SD; lapisan
kemasyarakatan atau sosial: ada kelompok elite, menengah, dan bawah atau “wong
cilik”; tingkatan “keilmuan keagamaan” (Islam) : ada kiyai, santri, dan
“abangan” alias Islam KTP; tingkatan usia: ada bayi, anak-anak, remaja, orang
dewasa, dan lansia; tingkatan kelas di sekolah: ada Kelas XII, XI, X SMA; Kelas
IX, VIII, VII SMP; dan Kelas VI, V, IV, III, II, I SD.
b) Cluster [klaster] atau
golongan, dan juga gugus atau kelompok.
Misalnya: golongan berdasarkan pemelukan agama:
ada yang beragama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu; jenis
kelamin: ada laki-laki dan perempuan; pekerjaan: ada petani, PNS, pedagang,
buruh bangunan, pegawai swasta, wirausahawan dsb. Kelompok atau gugus: guru di
satu sekolah, murid di satu kelas, sekolah di satu gugus sekolah. Ada orang
yang menyamakan cluster dengan strata, maksudnya sebutan
strata sama dengan cluster (di dalamnya tercakup baik lapisan,
maupun golongan).
c) Area (wilayah), geografis dan
atau administratif (juga ada yang menyebutnya strata). Misalnya: geografis: ada
desa, pinggiran kota, kota, dan metropolitan; administratif: ada
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi.
Heteroginitas
(keragaman) tersebut perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel manakala
diduga atau diperkirakan akan membawa perbedaan terhadap hasil penelitian
(sesuai objek yang diteliti). Misalnya, jika dianggap jenis kelamin tidak
berkaitan dengan prestasi belajar, maka unsur jenis kelamin itu tidak perlu diperhatikan
dalam pengambilan sampel penelitian yang akan meneliti tentang prestasi
belajar. Maksudnya, tidak harus unsur jenis kelamin laki-laki terwakili,
perempuan juga terwakili.
3.
Berdasarkan perbedaan lain
Berdasarkan perbedaan lain, dibagi menjadi :
a.
Populasi target, yaitu jenis populasi yang telah
ditentukan sesuai dengan masalah penelitian. Populasi target adalah populasi
yang dengan alasan yang kuat (reasonable)
memiliki kesamaan dengan populasi terukur (Sukmadinata, 2009).
Populasi target adalah seluruh populasi yang ada dialam ini, jumlahnya tak
terbatas karena tidak dibatasi tempat dan waktu.
Populasi target adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan
(digeneralisir).
Contoh: Populasi anak usia 5 tahun.
b.
Populasi terukur (accessable
population)/ terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang secara riil dijadikan dasar dalam
penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan
kesimpulan (Sugiyono, 2009).
Populasi terjangkau adalah merupakan bagian dari populasi target, dimana
peneliti mampu menjangkaunya, karena dibatasi oleh karakteristik demografi
(letak wilayah), waktu untuk menjangkau seluruh anggota populasi, ketersediaan
dana untuk melaksanakan penelitian pada seluruh anggota populasi, ketersediaan
sumber daya manusia sebagai pelaksana penelitian (Dharma, 2011).
Populasi terjangkau adalah populasi yang terukur karena dibatasi oleh
tempat dan waktu.
Contoh:
Kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten X tahun 2016. Karena
tingkat kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan dan status sosial
ekonomi, anak-anak di kabupaten X sama dengan di Kabupaten Y
Kesimpulannya adalah kemampuan berbahasa anak usia 5 tahun di kabupaten X
berlaku untuk Kabupaten Y.
No comments:
Post a Comment