Wednesday, 8 February 2017

PENGERTIAN SAMPEL DALAM PENELITIAN

2.1   Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagain dari populasi yang berkenaan dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengambil suatu sub kelompok dari yang lebih besar, kamudia kelompok kecil ini digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang kelompok besar tersebut (Silalahi, 2003).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013).
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik. Selai itu, statistik dapat juga berarti data yang berupa angka hasil pencatatan atas suatu kejadian. Contoh, statistik kependudukan Indonesia dari tahun 1995-2000

2..2. Karakteristik Sampel yang Baik
Menurut Dharma (2011), karakteristik sampel yang baik adalah sebagai berikut:
1.    Akurasi
Akurasi adalah tingkat ketepatan atau keakuratan dalam penentuan sampel.
a.       Sampel yang diambil betul-betul dapat menggambarkan karakteristik populasi.
b.      Sampel dikatakan akurat apabila sejauh mana statistik sampel dapat mengestimasi populasi dengan tepat (menghitung derajat kepercayaan), biasanya digunakan derajat kepercayaan (α= 0, 05 untuk penelitian sosial atau 0,01 untuk penelitian klinik).
c.       Kesalahan dalam penentuan sampel akan menyebabkan kesalahan dalam interpretasi.
Contoh: penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap bidan terhadap perilaku pencegahan penularan HIV/ AIDS di RSUD X.  Tahun 2015”.
Populasi terjangkau adalah seluruh bidan yang bekerja di RSUD X.  Tahun 2015. Sampel yang diambil adalah bidan dengan tingkat pendidikan D IV masa kerja 5 tahun. Kesalahan interpretasi, jika pada populasi terjangkau, ternyata jenjang pendidikan bidan terbanyak adalah lulusan D III kebidanan. Ketika kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku bidan dalam pencegahan penularan HIV/ AIDS di rumah sakit dalam KATEGORI BAIK dan berhubungan secara SIGNIFIKAN, kemungkinan dapat TERJADI KESALAHAN INTERPRETASI, karena tingkat pendidikan dan pengalaman kerja sampel menunjukkan kecenderungan hasil penelitian, sedangkan populasi sebenarnya jumlah bidan terbanyak adalah D III Kebidanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili dan memprediksi populasinya, tidak cukup hanya dengan memenuhi jumlah sampel minimal, namum sampel juga harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi.
2.    Presisi (ketelitian)
a.    Sampel yang presisi adalah sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel yang merefleksikan realitas populasinya dengan teliti.
b.    Tidak menimbulkan kesalahan pengambilan sampel.
c.     Standar erornya kecil (menunjukkan tingkat ketepatan hasil penelitian), misalnya 1%, 5%.
Standar eror yaitu merupakan simpangan baku dari rata-rata (SE).
Rumus standar eror, sebagai berikut:
 
 




Keterangan:
S2 (Standar Deviasi) = untuk menjelaskan homogenitas kelompok atau variasi sebaran data. Semakin kecil S2, maka variasinya semakin sama.
Rumus standar deviasi, yaitu:


2.3.   Kegunaan Sampel
        Menurut Notoatmodjo (2005), Kegunaan sampel sebagai berikut:
1.   Menghemat biaya
     Biaya dapat ditekan atau dikurangi karena penelitian dilakukan pada sebagian obyek yang diteliti.
2.   Mempercepat pelaksanaan penelitian
     Penelitian yang dilakukan pada sebagian obyek, membutuhkan waktu yang relatif singkat.
3.   Menghemat tenaga
     Penelitian yang dilakukan pada sebagian obyek, hanya membutuhkan sedikit tenaga dari pada penelitian populasi.
4.   Memperluas ruang lingkup penelitian
     Penelitian yang dilakukan pada sampel, dengan waktu, tenaga, biaya yang sama, dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang lingkupnya
5.   Memperoleh hasil yang akurat
     Penelitian yang dilakukan pada populasi, jelas akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha analisis. Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis yang lebih akurat.
2.4.   Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Sampel
Faktor yang mempengaruhi pengambilan sampel, menurut Notoatmodjo (2005), sebagai berikut:
1.    Membatasi populasi
Suatu populasi menunjukkan sekelompok subyek yang menjadi obyek atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia atau bukan manusia, seperti wilayah geografis, penyakit, penyebab penyakit, program-program kesehatan, gejala penyakit, dan sebagainya. Apabila tidak dilakukan pembatasan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian tidak menggambarkan atau mewakili seluruh populasi. Tanpa pembatasan yang jelas, anggota populasi tidak akan memperoleh sampel yang representatif. Oleh karena itu, dalam penelitian apapun populasi harus dibatasi, misalnya wilayah kabupaten, kecamatan, dan sebagainya.
2.    Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas, sehingga dapat diketahui, unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak.
3.    Menentukan sampel yang akan dipilih
Dari daftar populasi yang ditentukan, kemudian dipilih sampel. Besar sampel memerlukan perhitungan tersendiri, dan tergantung dari karakteristik populasi, misalnya homogen, heterogen.
4.    Menentukan teknik sampel
Teknik sampling sangat penting karena apabila salah dalam menggunakan teknik sampling, maka hasilnya pun jauh dari kebenaran.
2.5.    Prosedur Pengambilan Sampel
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi menurut Notoatmodjo (2005), adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan tujuan penelitian
2.    Menentukan populasi penelitian
3.    Menentukan jenis data yang diperlukan
4.    Menentukan teknik sampling
5.    Menentukan besar sampel (sampel size)
6.    Menentukan unit sampel yang diperlukan
7.    Memilih sampel
2.6.  Penentuan Jumlah Sampel
1.   Sebenarnya, tidak ada aturan yang baku dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi. Pada dasarnya, semakin besar jumlah sampelnya, semakin akurat hasil penelitiannya. Tetapi, besar kecilnya sampel akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya, tenaga dan waktu yang tersedia.
2.   Selain itu, jenis penelitian juga akan mempengaruhi ukuran sampelnya. Untuk penelitian yang sifatnya deskriptif umumnya membutuhkan jumlah sampel yang lebih banyak dari pada penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis.
3.   Ada beberapa pendapat yang diajukan dalam penentuan jumlah sampel ini,diantaranya, apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, di atas 1.000 sebesar 15%.
4.   Besar kecil sampel penelitian tergantung kepada peneliti menduga ukuran atau parameter populasi dan tujuan penelitian. Maknanya semakin besar sampel mendekati populasi maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya apabila semakin kecil sampel dari populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan secara umum) (Sugiyono, 2013).
5.   Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
6.   Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil  sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar  sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.


No comments:

Post a Comment