1DEFENISI
Kata analysis berasal dari bahasa Greek Yunani terdiri dari kata
“ana” dan “lysis”. Ana artinya atas above, lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Secara definitif ialah “Analysis is a process of resolving data
into its constituent components to reveal its characteristic elements and
structure’ Ian Dey. Agar data bisa dianalis maka data tersebut harus dipecah
dahulu menjadi bagian-bagian kecil menurut elemen atau struktur, kemudian
menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.
Analisa data merupakan proses paling
vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam
analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil
yang sesuai dengan Kaidah
ilmiah. Analisis data adalah upaya
atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama
masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain dari analisis data
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menubah data hasil dari penelitian menjadi
informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.
Menurut Biklen dan Bogdan, pengertian
analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis
melalui transkip wawancara dan catatan lapangan, serta dokumentasi yang secara
akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Pengertian Analisis
Data menurut Spradley adalah pengujian sistematis terhadap
sesuatu untuk menentukan bagian-bagiannya, hubungan diantara bagian-bagian dan
hubungan bagian-bagian itu dengan keseluruhan. Menurut Nasution, Pengertian
Analisis Data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.
Menyusun data berarti bahwa menggolongkannya di dalam pola atau tema. Tafsiran
atau interprestasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan
kategori atau pola, serta mencari hubungan antara berbagai konsep.
LANGKAH
DAN PROSEDUR ANALISIS DATA
a.
Tahap
pengumpulan data.
Merupakan proses pengumpulan data baik melalui observasi,
wawancara maupun angket.
b.
Tahap
editing
Proses memastikan bahwa data yang terkumpul (dari responden):
1)
Telah
diisi lengkap;
2)
Diisi
sesuai dengan petunjuk; dan
3)
Konsisten;
sehingga siap untuk diolah
Pada tahap ini yaitu memeriksa kejelasan maupun kelengkapan mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
Kuesioner yang kembali mungkin tidak bisa terpakai karena:
1. Sebagian kuisioner tidak
lengkap terisi
2. Responden tidak memahami
instruksi
3. Responden salah mengisi
4. Satu atau lebih halaman
kuisioner hilang
5. Kuesioner diterima terlambat
6. Kuesioner diisi oleh orang
yang salah
c.
Tahap
koding
Maksudnya pada tahap ini melakukan proses identifikasi dan
proses klasifikasi dari tiap-tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen
pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang diteliti. Aktivitas
pemberian angka pada alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan.
d.
Tahap entry data
Melakukan
kegiatan mencatat ataupun entri data kedalam tebel-tabel induk dalam penelitian
atau dapat disebut aktifitas memasukkan data pada tabel dasar yang sudah dipersiapkan.
e.
Tahap analisis data
Setelah data diinput ke dalam
komputer, maka data siap untuk diolah & dianalisa. Peneliti harus memilih teknik analisa data yang
sesuai dengan masalah yang diteliti.
f.
Tahap
Interpretasi data
Interpretasi data
merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan,
kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
1. ANALISIS
DATA KUANTITATIF
Ciri analisis kuantitatif adalah selalu
berhubungan dengan angka, baik angka yang diperoleh dari pencacahan maupun
perhitungan. Data yang telah diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan disajikan
dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna data tersebut. Sajian
data kuantitatif sebagai hasil analisis kuantitatif dapat berupa angka-angka
maupun gambar-gambar grafik.
Ada tiga hal pokok yang harus dilakukan
oleh peneliti saat melakukan pengolahan data kuantitatif , yakni pertama,
memilih teknik statistik mana yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Kedua, mempersiapkan dan memilih software bila pengolahan data dilakukan secara
elektronis. Ketiga, melaksanakan langkah-langkah pengolahan.
Analisis kuantitatif dalam dalam suatu
penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analis kuantitatif
secara deskriptif dan analisis
kuantitatif secara inferensial.
4.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif
4.1.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dapat membantu menggambarkan hasil pengumpulan data dengan cara :
(1) Central
Tendency
Mean merupakan nilai rata-rata
yang diperoleh dari pembagian jumlah semua nilai dari anggota populasi dengan
jumlah anggota populasi. Lazimnya digunakan untuk data interval atau rasio.
Median adalah titik tengah dari nilai-nilai setelah diurut dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Lazimnya digunakan untuk data ordinal.
Modus adalah nilai pengamatan yang paling sering muncul dari rentetan data yang terkumpul.
Modus banyak digunakan untuk data nominal.
(2) Variabilitas
Merupakan derajat penyebaran nilai-nilai variable
dari suatu tendensi sentral dalam suatu distribusi.
Range
adalah jarak antara nilai yang tertinggi dengan nilai yang terendah.
Rumus R= Xt - Xr
Dimana:
R = range
Xt = Nilai
tertinggi
Xr = Nilai
terendah
Standar deviasi atau yang lebih dikenal dengan simpangan baku adalah akar kuadrat dari varian (nilai-rata-rata nilai).
Bilangan tersebut dipergunakan untuk mengetahui nilai ekstrem suatu data.
4.1.2 Analisis Inrefensial
Analisis inferensial pada dasarnya menggunakan statistik
inferensial yakni teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan sejauh mana kesesuaian antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil dari populasi, sehingga dapat digeneralisasikan. Statistik inferensial menstandarkan diri pada peluang (probability) dan sampel
yang dipilih secara acak (random).
Statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistic parametric
dan non parametric.Statistik
parametric digunakan untuk menganalisis data skala
interval dan rasio dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan statistic non parametric digunakan untuk menganalisis data skala
nominal dan ordinal dari populasi
yang bebas distribusi.
Statistik
inferensial membutuhkan hipotesis.
4.2 Menetapkan Program Software
Software statistik adalah sebuah program pengolah data
statistik yang berfungsi untuk mempermudah proses pengolahan data untuk
keperluan penelitian kuantitatif. Pemahaman metodologi penelitian yang baik
tanpa dukungan dengan penguasaan software statistik sebagai alat bantu
olah data tentu saja menjadi sangat kurang efektif. Program software
yang banyak digunakan saat ini antara lain program Statistic Package for the Social Sciences (SPSS), Linear Structural
Relationship populer dikenal dengan LISREL, Statistical Analysis System (SAS),
atau SEM, AMOS, Minitab.
4.3 Pengolahan dan Analisis Data
Ditinjau menurut variabelnya analisis data dapat dibagi
menjadi tiga yakni, univariat, bivariat dan multivariat.
4.3.1
Analisis Satu Variabel (Univariat
Analysis)
Analisis
univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung
dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata,
median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi
frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
sebagainya. Demikian juga penyebaran penyakit-penyakit yang ada di
daerahtertentu, distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus
malnutrisi pada anak balita, dan sebagainya.
Contoh:
Distribusi
Responden Berdasarkan Kepatuhan Berobat TB
Kepatuhan
|
N
|
%
|
Patuh
Tidak
patuh
|
148
131
|
60,8
39,2
|
Total
|
279
|
100,0
|
Responden
yang patuh berobat TB di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu lebih tinggi
(60,8%) dibanding dengan yang tidak patuh berobat (39,2%).
4.3.2
Analisis Dua
Variabel (Bivariat Analysis)
Apabila
telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik atau
distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan dengan anlisis bivariat.
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini dilakukan beberapa tahap, antara lain:
(1) Analisis proporsi atau
presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua variabel yang
bersangkutan.
(2) Analisis dari hasil uji
statistik (chi square, z test, t test dan sebagainya). Melihat dari hasil uji
statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut
bermakna atau tidak bermakna. Dari hasil uji statistik ini dapat terjadi
misalnya antara dua variabel tersebut secara persentase berhubungan tetapi
secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna.
(3) Analisis keeratan hubungan
antara dua variabel, dengan melihat Odd Ratio (OR). Besar kecilnya nilai OR
menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji.
Contoh :
Distribusi
Responden Berdasarkan Umur dan Kepatuhan Berobat TB
Umur
|
Kepatuhan
|
Total
|
P value
|
OR 95%
|
|
Tak patuh
|
Patuh
|
||||
Dewasa Md
Dewasa
|
7(20,0%)
24(54,0%)
|
28 (80%)
20(45,5%)
|
35 (100%)
44(100%)
|
0,004
|
3,08
|
Total
|
31 (39,2%)
|
48(60,8%)
|
79 (100%)
|
|
|
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
responden berumur dewasa muda lebih patuh berobat TB (80%) dibandingkan dengan
responden dewasa (45,8%). Sehingga secara presentase dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara umur dengan kepatuhan berobat.
Hasil uji statistic menunjukkan
bahwa nilai p< 0,005 hal ini terbukti bahwa umur berhubungan secara bermakna
dengan kepatuhan berobat.
Dari analisis keeratan hubungan
menunjukkan nilai ODD Ratio (OR) 3,08 yang berarti bahwa responden yang berumur
dewasa muda mempunyai peluang 3,08 kali patuh berobat dibandingkan dengan
responden yang berumur lebih tua.
Uji statistik yang dipakai pada
analisis bivariat:
Variabel I
|
Variabel
II
|
Uji
Statistik
|
kategorik
|
Kategorik
|
Chi square
|
kategorik
|
Numeric
|
Uji T
Anova
|
numerik
|
Numeric
|
Korelasi
Regresi
|
1) Chi
Square ( chi kuadrat)
Adalah suatu
teknik statistik yang memungkinkan penyelidikan menilai probabilitas memperoleh
perbedaan frekuensi yang nyata (yang diobservasi) dengan frekuensi yang
diharapkan dalam kategori –kategori tertentu sebagai akibat dari kesalahan
sampling.
Manfaat chi
square:
§ Chi kuadrat adalah alat untuk
mengadakan estimasi. Digunakan untuk menaksir apakah ada perbedaan yang
signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang di harapkan
dalam populasi. Frekuensi yang diharapkan dalam populasi ini disebut juga
frekuensi hipotetik karena digunakan sebagai alat hipotesis yang akan diuji
dengan frekuensi yang diperoleh dari sampel. Oleh karena itu chi kuadrat
sebagai alat estimasi berkedudukan juga sebagai alat pengetes hipotesis.
§ Chi kuadrat adalah alat untuk
mengadakan pengetesan hipotesis.
Tiap-tiap
pengetesan hipotesis harus membandingkan sedikitnya dua sampel. Dalam hal ini
apakah frekuensi yang diperolehdalam sampel yang satu berbeda secara signifikan
ataukah tidak dengan frekuensi yang diperoleh dalam sampel lainnya.
§ Chi kuadrat sebagai alat
mengetes signifikan korelasi antara dua factor atau lebih.
2) T test
Uji T berpasangan
(paired T-test)
adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana
data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering
ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan
individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu
datadari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua.
Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan
sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai
efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan
kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu
tindakan tertentu, misal pemberian obat.
Independen
T Test
adalah
uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata
yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua
kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak
berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang berbeda. Misal
Kelompok Kelas A dan Kelompok kelas B, di mana responden dalam kelas A dan
kelas B adalah 2 kelompok yang subjeknya berbeda. Bandingkan dengan nilai
pretest dan posttest pada kelas A, di mana nilai pretest dan posttest berasal
dari subjek yang sama atau disebut dengan data berpasangan. Apabila menemui
kasus yang data berpasangan, maka uji beda yang tepat adalah uji paired t test.
Asumsi
yang harus dipenuhi pada independen t test antara lain:
1. Skala data
interval/rasio.
2. Kelompok data
saling bebas atau tidak berpasangan.
3. Data per
kelompok berdistribusi normal.
5. Varians antar
kelompok sama atau homogen.
3)
One Way Anova (Analysis of
variance)
Anova
(analysis of varian) digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data
lebih dari dua kelompok. Misalnya kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan
rata-rata lama hari dirawat antara pasien kelas VIP, I, II, dan kelas III
Beberapa
asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova adalah:
2.
Varians atau ragamnya homogen
3.
Masing-masing contoh saling bebas,
yang harus dapat diatur dengan perancangan percobaan yang tepat
4.
Komponen-komponen dalam modelnya bersifat
aditif (saling menjumlah)
4) Korelasi
Korelasi Product Moment Pearson
Teknik
Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel dengan data kedua
variabel berskala interval atau rasio. Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤
r ≤ 1. Koefisien r melambangkan estimasi untuk sampel, sedangkan koefisien ρ
mewakili korelasi populasi. Koefisien korelasi menunjukkan besar dan arah dari
hubungan. Arah menunjukkan pada kita apakah nilai-nilai yang besar pada sebuah
variabel berkorelasi dengan nilai-nilai besar pada variabel yang lain (dan
nilai-nilai yang kecil dengan nilai-nilai yang kecil). Apabila nilai-nilai
berkorelasi dengan cara demikian maka kedua variabel mempunyai hubungan
positif. Apabila satu variabel naik maka yang lain juga akan ikut naik.
5) Regresi sederhana
Analisis
regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah posiutif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai
berikut:
Y’ = a + b X
Di mana:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel
independen
a = konstanta
(nilai Y’ apabila X=0)
b = koefisien
regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan)
1
4.1.1 Analisis Banyak Variabel (Multivariat Analysis)
Analisis
bivariate hanya akan menghasilkan hubungan antara dua variabel yang
bersangkutan ( variabel independen dengan variabel dependen). Untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen,
harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis multivariat. Analisis
statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan kita
melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan
menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa
variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Dalam analisis
multivariate dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Model terakhir terjadi
apabila semua variabel independendengan dependen sudah tidak mempunyai nilai
p.0,05.
Contoh :
Hubungan Antara
Pengetahuan, Umur, Pendidikan Dengan Kepatuhan Berobat TB
Variable
|
P
|
OR
|
95% CI
|
|
Lower
|
Upper
|
|||
Pengetahuan
Umur
Pendidikan
|
0,000
0,008
0,000
|
19,305
11,747
13,804
|
4,34
2,22
3,28
|
84,92
212,61
58,05
|
Dari table
di atas dapat disimpulkan bahwa :
-
Responden
yang mempunyai pengetahuan tinggi berpeluang 19,03 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah
-
Responden
yang berumur muda berpeluang 11,747 kali patuh patuh berobat dibandingkan
dengan responden yang berumur lebih tua
-
Responden
yang berpendidikan tinggi berpeluang 13,804 kali patuh berobat dibandingkan
dengan responden yang berpendidikan rendah.
Dari ketiga
variabel independen tersebut maka variabel pengetahuan adalah variabel yang
paling dominan berhubungan dengan kepatuhan berobat dengan OR 19,305.
Hal ini berarti
bahwa responden yang mempunyai pengetahuan TB yang tinggi berpeluang 19 kali
untuk patuh berobat dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan TB yang
rendah, setelah dikontrol variabel pendidikan dan umur.
Klasifikasi Teknik-Teknik Analisis
Multivariat
Teknik analisis multivariat
secara dasar diklasifikasi menjadi dua, yaitu analisis dependensi dan analisis
interdependensi.
4.3.3.1 Analisis dependensi
berfungsi
untuk menerangkan atau memprediski variable (variable) tergantung dengan
menggunakan dua atau lebih variable bebas. Yang termasuk dalam klasifikasi ini
ialah analisis regresi linear berganda, analisis diskriminan, analisis varian
multivariate (MANOVA), dan analisis korelasi kanonikal.
Metode
dependensi diklasifikasikan didasarkan pada jumlah variable tergantung,
misalnya satu atau lebih dan skala pengukuran bersifat metrik atau non
metrik. Jika variable tergantung hanya
satu dan pengukurannya bersifat metrik, maka teknik analisisnya digunakan
analisis regresi berganda. Jika variable tergantung hanya satu dan
pengukurannya bersifat non-metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis
diskriminan. Jika variable tergantung lebih dari satu dan pengukurannya
bersifat metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis multivariate
varian. Jika variable tergantung lebih dari satu dan pengukurannya bersifat
non-metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis conjoint. Jika variable
tergantung dan bebas lebih dari satu dan pengukurannya bersifat metrik atau non
metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis korelasi kanonikal.
(1) Analisis Regresi Linear Berganda
Yang
dimaksud dengan analisis regresi linear berganda ialah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara
bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variable bebas terhadap satu
variable tergantung dengan skala interval. Pada dasarnya teknik analisis ini
merupakan kepanjangan dari teknik analisis regresi linear sederhana. Untuk
menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya
ialah:
·
Data harus berskala interval.
·
Variabel bebas terdiri lebih dari
dua variable.
·
Variabel tergantung terdiri dari
satu variable.
·
Hubungan antar variable bersifat
linier. Artinya semua variable bebas mempengaruhi variable tergantung.
Pengertian ini secara teknis disebut bersifat rekursif, maksudnya pengaruh
bersifat searah dari variable-variabel X ke Y Tidak boleh terjadi sebaliknya atau
juga saling berpengaruh secara timbal balik (reciprocal).
·
Tidak boleh terjadi
multikolinieritas. Artinya sesama variable bebas tidak boleh berkorelasi
terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah, misalnya 0,01.
·
Tidak boleh terjadi otokorelasi. Akan
terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson sebesar < 1 atau > 3
dengan skala 1 – 4.
·
Jika ingin menguji keselarasan model
(goodness of fit), maka dipergunakan
simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka Standard Error of Estimate (SEE)
dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard
Deviation). Jika angka Standard Error
of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard
Deviation), maka model dianggap selaras.
·
Kelayakan model regresi diukur
dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi layak dan dapat
dipergunakan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 (dengan presisi 5%)
atau 0,01 (dengan presisi 1%)
(2) Analisis Diskriminan
Yang dimaksud dengan analisis
diskriminan ialah suatu teknik statistik yang yang digunakan untuk memprediksi
probabilitas obyek-obyek yang menjadi milik dua atau lebih kategori yang
benar-benar berbeda yang terdapat dalam satu variable tergantung didasarkan
pada beberapa variable bebas.
Analisis diskriminan digunakan untuk
membuat satu model prediksi keanggotaan kelompok didasarkan pada
karakteristik-karakteristik yang diobservasi untuk masing-masing kasus.
Prosedur ini akan menghasilkan fungsi
diskriminan yang didasarkan pada kombinasi-kombinasi linier yang berasal dari
variabel-variabel prediktor atau bebas yang dapat menghasilkan perbedaan paling
baik antara kelompok-kelompok yang dianalisis. Semua fungsi dibuat dari sampel
semua kasus bagi keanggotaan kelompok yang sudah diketahui. Fungsi-fungsi
tersebut dapat diaplikasikan untuk kasus-kasus baru yang mempunyai pengukuran
untuk semua variabel bebas tetapi mempunyai keanggotaan kelompok yang belum
diketahui.
Tujuan utama menggunakan analisis diskriminan ialah melihat
kombinasi linier. Artinya untuk mempelajari arah perbedaan-perbedaan yang
terdapat dalam suatu kelompok sehingga diketemukan adanya kombinasi linier
dalam semua variable bebas. Kombinasi linier ini terlihat dalam fungsi
diskriminan, yaitu perbedaan-perbedaan dalam rata-rata kelompok. Jika
menggunakan teknik ini, pada praktiknya peneliti mempunyai tugas pokok untuk
menurunkan koefesien-koefesien fungsi
diskriminan (garis lurus).
Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang
harus dipenuhi diantaranya ialah:
·
Variabel tergantung hanya satu dan
bersifat non-metrik, artinya data harus kategorikal dan berskala nominal.
·
Variabel bebas terdiri lebih dari
dua variable dan berskala interval.
·
Semua kasus harus independent
·
Semua variabel prediktor sebaiknya
mempunyai distribusi normal multivariat, dan matrices variance-covariance dalam kelompok harus sama untuk semua
kelompok
·
Keanggotaan kelompok diasumsikan
ekseklusif, maksudnya tidak satupun kasus yang termasuk dalam kelompok lebih
dari satu. dan exhaustive secara kolektif, maksudnya semua kasus
merupakan anggota satu kelompok
(3)
Analisis
Korelasi Kanonikal
Analisis
korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan
tingkatan asosiasi linear antara dua perangkat variable, dimana masing-masing
perangkat terdiri dari beberapa variable. Sebenarnya analisis korelasi
kanonikal merupakan perpanjangan dari analisis regresi linear berganda yang
berfokus pada hubungan antara dua perangkat variable yang berskala interval.
Fungsi utama teknik ini ialah untuk melihat hubungan linieritas antara
variable-variabel kriteria (variable-variabel tergantung) dengan beberapa
variable bebas yang berfungsi sebagai predictor. Sebagai contoh seorang
peneliti ingin mengkaji korelasi antara seperangkat variable dalam perilaku
berbelanja sebagai kriteria dan beberapa
variable mengenai personalitas sebagai
predictor.
Tujuan
analisis ini ialah peneliti ingin mengetahui bagaimana beberapa karakteristik
personalitas tersebut mempengaruhi perilaku berbelanja, misalnya pembuatan
daftar belanja, jumlah toko yang dikunjungi, dan frekuensi belanja dalam satu
minggu.
Untuk
menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya
ialah:
·
Variabel bebas terdiri dari lebih
dari dua variable yang berskala interval.
·
Variabel tergantung terdiri dari
lebih dari dua variable yang berskala interval.
·
Hubungan antar variabel bebas dan
tergantung bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi secara
searah terhadap semua variable tergantung, misalnya korelasi antara variable-variabel bebas personalitas yang
digunakan sebagai predictor dengan variable-variabel tergantung yang digunakan
sebagai kriteria bersifat searah. Jika nilai variabel variable personalitas
besar, maka nilai variable-variabel perilaku berbelanja harus besar juga. Jika
terjadi variabel variable personalitas besar bernilai besar sedang nilai
variable-variabel perilaku berbelanja menjadi mengecil, maka hal ini berlawanan
dengan asumsi linieritas. Tidak boleh
terjadi multikolinieritas pada masing-masing kelompok variabel bebas dan
variabel tergantung yang akan dikorelasikan.
(1) Analsis Multivariat Varian (MANOVA)
Manova mempunyai pengertian sebagai
suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi
perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih
variable tergantung. Teknik ini bermanfaat untuk menganalisis variable-variabel
tergantung lebih dari dua yang berskala
interval atau rasio.
Dalam SPSS prosedur MANOVA disebut juga GLM Multivariat digunakan
untuk menghitung analisis regresi dan varians untuk variabel tergantung lebih
dari satu dengan menggunakan satu atau lebih variabel faktor atau covariates.
Variabel - variabel faktor digunakan untuk membagi populasi kedalam
kelompok-kelompok. Dengan menggunakan prosedur general linear model ini,
kita dapat melakukan uji H0 mengenai pengaruh variabel-variabel faktor terhadap
rata-rata berbagai kelompok distribusi gabungan semua variabel tergantung. Kita dapat meneliti interakasi
antara faktor-faktor dan efek dari faktor-faktor individu. Lebih lanjut,
efek-efek covariates dan interaksi antar covariate dengan semua faktor dapat dimasukkan. Dalam analisis regresi,
variabel bebas atau predictor dispesifikasi sebagai covariates
Sebagai contoh: Suatu perusahaan
plastik mengukur tiga ciri khusus filem plastik: daya tahan tidak sobek,
kehalusan, dan kapasitas. Dua tingkat ekstrusi dan dua zat aditif yang berbeda
diujicobakan. Kemudian ketiga karakteristik tersebut diukur dengan
menggunakan kombinasi tingkatan ekstrusi
dan jumlah aditif masing-masing. Penelitian menemukan bahwa tingkat ekstrusi
dan jumlah zat aditif masing-masing memberikan hasil yang signifikan, tetapi
interaksi kedua faktor tidak signifikan.
Untuk menggunakan MANOVA beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi ialah:
·
Variabel tergantung harus dua atau
lebih dengan skala interval
·
Variabel bebas satu dengan menggunakan
skala nominal.
·
Untuk semua variabel tergantung,
data diambil dengan cara random sample dari vektor-vektor populasi normal multivariate dalam suatu populasi, dan untuk
matrik-matrik variance-covariance untuk semua sel sama
·
Untuk menggunakan prosedur GLM
gunakan prosedur Explore untuk memeriksa data sebelum melakukan analisis variance. Untuk satu variabel tergantung
gunakanlah, prosedur GLM Univariate. Jika kita mengukur beberapa variabel
tergantung yang sama pada beberapa kesempatan untuk masing-masing subyek, maka
gunakanlah GLM Repeated Measures.
4.3.3.2
Analisis Interdependensi
Pada
bagian analisis interdependensi ini, terdapat tiga teknik analisis yang
meliputi analisis faktor, analisis kluster, dan multidimensional scaling.
(1) Analisis Faktor (Factor
Analysis)
Analisis
faktor merupakan salah satu teknik saling ketergantungan yakni teknik
perhitungan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi jumlah variabel sampai
pada jumlah yang dapat diolah dan memiliki karakteristik pengukuran yang
tumpang tindih.
(2) Analisis Kluster (cluster analysis)
Adalah
serangkaian teknik untuk mengelompokkan obyek atau orang yang sejenis. Pla-pola
dalam suatu kluster akan memiliki kesamaan ciri/sifat daripada pola-pola dalam
anggota klusteryang lainnya. Analisis
kluster mengkalsifikasikan objek sehingga setiap objek yang paling
dekatkesamaannya dengan objek lain berada dalam kluster yang sama.
(3) Skala Multidimensional
Skala
multidimensional menghasilkan deskripsi khusus persepsi narasumber tentang
sebuah produk, jasa atau objek pengamatan lain dalam peta persepsi.
Sangat membantu sekali. Smg berkah ilmunya. aamiin ya Allah.
ReplyDeletealhamdulillah, terimakasih. sangat bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih.., sangat bermanfaat.
ReplyDelete