A.
Promosi Kesehatan Menurut Leavel and Clarck
Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yang
sering disebut 5 level of prevention. Adapun five level of prevention
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Health
Promotion (Promosi Kesehatan)
Dalam tingkat ini pendidikan
kesehatan sangat diperlukan, misalnya dalam peningkatan gizi,
kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. seperti
penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah,
kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan
memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan
pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Beberapa usaha di antaranya :
Beberapa usaha di antaranya :
a.
Penyediaan
makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b. Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti :
penyediaan air rumah tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran
dan air limbah dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan
kepribadian yang baik.
2. Specific Protection (Perlindungan
Khusus)
Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini
adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko
terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar
kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang
mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga dapat disebut
kekebalan buatan.
Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan
perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di
Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun
anak-anaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai
pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja.
Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan
dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan Beberapa usaha lain di
antaranya:
a.
Vaksinasi
untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
b. Isolasi penderitaan penyakit menular .
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat
umum maupun di tempat kerja.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment
(Diagnosis Dini dan Pengobatan yang
Cepat dan Tepat)
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat
merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja
sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang
dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan
pengobatan yang tepat.
Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit,
agar penyakinya tidak tambah parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang
membuat seseorang dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan hanya
dipengaruhi oleh jenis obat yang diminum dan kemampuan si tenaga medisnya.
Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat
pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar pula kemungkinan
untuk sembuh.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat
dapat mengurangi biaya pengobatan dan dapat mencegah kecacatan yang mungkin
timbul jika suatu penyakit dibiarkan tanpa tindakan kuratif.
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit
yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai
cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka
segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti
pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a.
Pengobatan
yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila
penyakitnya menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu
penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
- Mencari
penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera
memberikan pengobatan.
- Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar
mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari
pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu
diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
- Usaha
penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
- Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
- Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
- Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi
lebih besar.
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang
tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau
ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada
tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi
menjegah terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga
Pengobatan yang Sempurna (Perfect Treatment) karena kecacatannya yang
ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna.
Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan
penyakit menyerang dan membuat cacat si penderita baru kemudian diambil
tindakan. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan
pengobatan yang lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang
diberikan oleh dokter sampai habis.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok
masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar
pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi
kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan
rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan
seperti apa nantinya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran
orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu
untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga
perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Sebagai contoh: pusat-pusat
rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
- Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal-maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya
perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang
sesungguhnya.
- Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan
dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan
mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelumm kembali ke dalam masyarakat.
- Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
- Rehabilitasi aesthesis
Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan
untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik, mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam
masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga
masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur
kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan
bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan
semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia. Usaha
pencegahan dan kejadian penyakit. Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan
pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu:
a.
Sembuh
sempurna.
b.
Sembuh
dengan cacat
c.
Tidak sembuh
lagi (meninggal)
Dikatakan berhasil yaitu bila terjadi kesembuhan secar
sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan
tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk
selama-lamanya.
Bila alat-alat tulis rusak, kita dapat membeli yang
baru untuk menggantinya, dan ia akan berfungsi lagi dengan baik, seolah-olah
alat tulis tersebut dalam keadaan baru kembali. Lain halnya dengan alat tubuh
manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk memperbaikinya
(mengobatinya) dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun
perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat). Penggantian dengan alat
buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya. Karena itu
sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya
penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya
Terima kasih atas artikelnya karena sangat membantu sekali bagi saya dalam menyelesaikan tugas yang sedang saya kerjakan...
ReplyDelete=================================================
Lihat beragam manfaat dan Khasiat buah, sayur, daging, ikan dan lainnya sebagainya untuk kesehatan dan kecantikan..
Manfaat daun sirsak bagi kesehatan
Manfaat daun manggis untuk kesehatan tubuh
Manfaat daun salam untuk kesehatan dan kecantikan
Manfaat ubi ungu bagi kesehatan dan kecantikan
Manfaat ubi jalar untuk kesehatan dan kecantikan